AMPYANG
MAULID
DESA
LORAM KULON KUDUS
Ampyang Maulid, sebuah tradisi yang secara turun temurun
dilaksanakan oleh masyarakat Desa Loram Kulon dalam rangka memperingati hari
kelahiran Rasulullah Muhammad SAW tiap tanggal 12 rabiul awal.
Kata Ampyang sendiri berasal dari sejenis makanan kerupuk yang
berwarna-warni dan biasanya dipakai untuk menghiasi ANCAK. ( ANCAK yaitu
bangunan yang digunakan untuk mengangkat nasi beserta lauk-pauknya atau makanan
lain dalam perayaan Ampyang Maulid yang terbuat dari bambu atau kayu dengan
bentuk menyerupai tempat ibadah agama Islam atau rumah adat joglo dengan ukuran
+ 1 x 11/2 m, di luarnya dilengkapi dengan bendera–bendera
kecil dan bunga jambul yang terbuat dari bambu ). Sedangkan Maulid berasal dari
nama bulan saat kegiatan ini diselenggarakan yaitu bulan mulud pada kalender
jawa ( Bulan Rabi’ul Awal pada kalender Hijriyah ), kemudian masyarakat sekitar
menyebut kegiatan tersebut dengan nama Ampyang Maulid.
Dalam pelaksanaannya, nuansa Ampyang Maulid sudah terasa seminggu sebelum hari-H, hal ini ditandai dengan adanya Loram Expo yaitu pasar rakyat yang digelar di sekitar Balai Desa Loram Kulon. Selain sebagai tanda akan dimulainya tradisi Ampyang Maulid, Loram Expo merupakan sarana untuk memperkenalkan potensi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, baik dari masyarakat Loram sendiri maupun dari luar desa. Layaknya Pasar Rakyat pada umumnya, banyak barang dagangan yang dijual disana, mulai dari kuliner, home industry, dan juga mainan, bahkan ada hiburan pentas seni serta kegiatan sosial seperti memberi santunan pada Lansia dan anak yatim yang menambah semaraknya kegiatan Loram Expo tersebut.
Selanjutnya pada hari-H masyarakat Loram berbondong-bondong menuju Masjid Wali dan sholat subuh berjama’ah, usai sholat subuh mereka mulai dengan kegiatan Loram Bersholawat, Yaitu kegiatan membaca riwayat Nabi Muhammad SAW ( Albarjanji ) dan sholawatan.
Setelah itu acara utama dimulai pada siang harinya, dimana masyarakat sekitar mengarak ANCAK menuju Masjid Wali Loram Kulon yang diikuti oleh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Ulama’ setempat, Pejabat Desa, Para Santri, Ormas dan lembaga Pendidikan yang ada di Desa Loram Kulon. Selain itu, ada juga kreasi lain yang ditampilkan dalam kirab tersebut antara lain visualisasi tokoh seperti Sultan Hadlirin, ratu kalinyamat, Kyai Sholeh dan Abdurahman tuan sang-sang, ki Gede Loram dan ki Gede Gulang, serta visualisasi tradisi / kebiasaan masyarakat loram seperti manten mubeng dan sego kepel. Ada juga barisan drumband, serta bentuk kreatifitas lain yang beraneka ragam yang menambah meriah prosesi Kirab Ampyang MAulid. Pada puncak acara Ancak-ancak yang berisi makanan dido’akan oleh tokoh Masjid dan dibagikan kepada pengunjung yang datang.
Dalam pelaksanaannya, nuansa Ampyang Maulid sudah terasa seminggu sebelum hari-H, hal ini ditandai dengan adanya Loram Expo yaitu pasar rakyat yang digelar di sekitar Balai Desa Loram Kulon. Selain sebagai tanda akan dimulainya tradisi Ampyang Maulid, Loram Expo merupakan sarana untuk memperkenalkan potensi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, baik dari masyarakat Loram sendiri maupun dari luar desa. Layaknya Pasar Rakyat pada umumnya, banyak barang dagangan yang dijual disana, mulai dari kuliner, home industry, dan juga mainan, bahkan ada hiburan pentas seni serta kegiatan sosial seperti memberi santunan pada Lansia dan anak yatim yang menambah semaraknya kegiatan Loram Expo tersebut.
Selanjutnya pada hari-H masyarakat Loram berbondong-bondong menuju Masjid Wali dan sholat subuh berjama’ah, usai sholat subuh mereka mulai dengan kegiatan Loram Bersholawat, Yaitu kegiatan membaca riwayat Nabi Muhammad SAW ( Albarjanji ) dan sholawatan.
Setelah itu acara utama dimulai pada siang harinya, dimana masyarakat sekitar mengarak ANCAK menuju Masjid Wali Loram Kulon yang diikuti oleh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Ulama’ setempat, Pejabat Desa, Para Santri, Ormas dan lembaga Pendidikan yang ada di Desa Loram Kulon. Selain itu, ada juga kreasi lain yang ditampilkan dalam kirab tersebut antara lain visualisasi tokoh seperti Sultan Hadlirin, ratu kalinyamat, Kyai Sholeh dan Abdurahman tuan sang-sang, ki Gede Loram dan ki Gede Gulang, serta visualisasi tradisi / kebiasaan masyarakat loram seperti manten mubeng dan sego kepel. Ada juga barisan drumband, serta bentuk kreatifitas lain yang beraneka ragam yang menambah meriah prosesi Kirab Ampyang MAulid. Pada puncak acara Ancak-ancak yang berisi makanan dido’akan oleh tokoh Masjid dan dibagikan kepada pengunjung yang datang.
Dari
berbagai sumber